Senin, 12 Oktober 2015

Karakter Asmaul-Husna Cermin Kecil Allah (Al-Afuwwu dan Al-Ghafur) Yang Maha Pemaaf dan Yang Maha Pengampun



Kedua sifat ini menggambarkan Allah swt. senantiasa memaafkan dan mengampuni semua dosa, segala kesalahan, dan apapun kekurangan hamba-Nya, asal tidak berbuat syirik dan kafir tertentunya. Allah swt. memberikan maghfirah total. Allah memaafkan hamba-Nya bahkan sebelum hamba itu meminta maaf. Allah mengampuni hamba-Nya bahkan meski hamba itu tidak membaca istighfar. Ketika seorang hamba memohon ampun dan membaca istighfar, Allah swt. pasti mengampuninya walau dosanya sampai memenuhi langit. Kalau ada hamba Allah yang sudah keterlaluan dan melampui batas dalam dosa dan kesalahannya, Allah swt masih memanggilnya dengan penuh kasih dan menghadapinya maghfirah.  Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar [39]: 53).
                Untuk mengadaptasi sifat pemaaf dan pengampun yang dimiliki Allah swt., tidak bisa kita harus membiasakan diri untuk memaafkan. Dengan berjiwa besar serta lapang dada, seorang mukmin harus bisa memaafkan, bahkan sebelum orang itu meminta untuk dimaafkan. Tanpa syarat.
                Susah? Memang. Tapi coba bayangkan ini: bukankah kita juga butuh dimaafkan oleh Allah swt. dengan tanpa syarat? Ketika kita dimaafkan, kebahagiaan hinggap di lubuk hati kita serta mengendap di hati orang yang kita maafkan. Kenapa? Karena ketika kita memaafkan, itu berarti kita menyelamatkan jiwa kita dari kotoran, bahkan racun dari sampah-sampah pergaulan. Apa itu sampah pergaulan? Kesalahan atau negativisme dari orang, baik dalam bahasa lisan, bahasa tubuh, maupun bahasa sikap. Semakin jiwa kita bersih dari sampah pergaulan, akan semakin bahagia kita.
                Karena itu, jangan sampai lubuk hati kita jadi keranjang sampah. Semakin banyak dan
semakin lama sampah pergaulan itu tersimpan di lubuk hati dan menyesaki jiwa kita, yang lazimnya memakai ungkapan “tiada maaf bagimu”, maka semakin beresiko terjadinya “pembusukan”. Hal tu menyakitkan dan menderitakan. Seorang mukmin yang bertaqwa, selalu bersih dan sehat jiwanya, serta berbahagia ketika dia penuh dengan kesadaran dan ketulusan mau memaafkan, memaafkan, dan memaafkan.


1.     Salamtour hadirkan paket umroh murah pesawat saudiairlines langsung Madinah.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar